Bab 21 Menantu Kesayangan (d)

Bab 20 : Menantu Kesayangan (d) ****** "PA! Gavin! Ini, nih, Deonnya udah dateng," teriak mama Talitha kencang; ia terdengar sangat bahagia. Lho, bentar, bentar. Papanya tak masuk kerja?! GAVIN JUGA?! Memangnya tak takut dipecat oleh Deon? Maksud Talitha, Gavin itu, kan…jelas tahu kalau yang datang itu bosnya!! Dia cari mati atau bagaimana, sih?! Talitha membawa teko yang berisi sirop serta beberapa gelas ke ruang tamu. Ia juga membawa bolu coklat yang ada di dalam kulkas dan kue-kue kering yang selalu mamanya simpan di lemari makan. Di dalam perjalanannya menuju ke ruang tamu, Talitha bertemu dengan Gavin. Mata Talitha langsung memelotot, lalu ia berbisik dengan kesal kepada abangnya. "Bang, lo kok gak kerja, sih?! Yang dateng itu Deon, Bang! Dirut elo!! Lo cari mati?!" Gavin menghela napas; ia langsung mendekati Talitha dan membisikkan sesuatu ke telinga Talitha. "Gue juga mau kerja, tapi Pak Deon alias pacar lo, tuh, Dek, yang ngelarang gue kerja. Dia bilang dia pengin ketemu sama semua orang yang ada di rumah kita. Widih, serius, lo kayak mau dipinang aja! Jangan-jangan lo udah ngapa-ngapain sama dia, ya? Ngaku! Hebat bener lo baru kenal udah bisa—" “Kamvret, Bang, jangan ngomong gitu ngapa, sih?!! Asem, nggak mungkinlah gue ngapa-ngapain sama dia! Omongan lo nggak jelas banget sumpah!" bisik Talitha, dia tampak marah. "Terus—apa? Kapan dia ngelarang lo kerja?!" Gavin mendengkus dan mengedikkan bahunya. "Tadi pagi dia nelepon gue dan wiih—dia nggak manggil gue pake 'Pak Gavin' lagi. Dia manggil gue Abang! Sialan, kaget gue serius." Spontan saja Talitha tertawa bak kesetanan. Gavin bahkan sampai harus menutup mulut adiknya itu dengan paksa. "SERIUS LO?!" teriak Talitha. "ASTAGA HAHAHAH!!" Gavin menjewer telinga Talitha dan menutup mulut adiknya itu lagi. "Ita, sst!! Kamvret, jangan keras-keras ngapa, sih, Dek?! Ntar kedengeran sama Deon! Kalo kedengeran, bisa jadi dia pecat gue beneran dan dia mutusin elo!" Talitha tertawa lagi. "Nah, elo juga udah manggil dia pake 'Deon' hahaha!! Emang tumpeh-tumpeh kalian nih... Nggak tanggung-tanggung lagi. Gue nggak tau mau ngomong apa," ujar Talitha seraya menggeleng. "Ya habisnya walaupun dia bos gue, dia bakalan jadi adek ipar gue juga, 'kan? Apa salahnya gue juga manggil dia dengan namanya?" Gavin kembali mengedikkan bahu. Talitha menganga. Sialan nih Abang, pikirnya. Andaikan abangnya itu tahu kalau ia dan Deon bukanlah pasangan yang akan memiliki‘happy ending’ seperti itu, soalnya mereka hanya berpura-pura pacaran. Akhirnya, Talitha dan Gavin mulai berjalan bersama dan sampai di ruang tamu. Papa Talitha sudah duduk di sana dan sudah mengobrol santai dengan Deon. Gavin duduk di sofa kecil sendirian. Talitha meletakkan minuman dan kue-kue yang ia bawa itu ke atas meja, lalu ia mendapati bahwa mama dan papanya tengah menatapnya dengan bangga. Ah... Iya, deh, iya. Mungkin mereka kira Talitha memang membuktikan omongannya—Talitha pernah bilang kalau dia nanti bakal dapat cowok yang ganteng—padahal ini kasusnya beda. Talitha kemudian langsung menatao Deon. Tatapan lembut Deon itu seolah mengatakan, "Duduk di sampingku, Sayang." Wanjeeeer! Gak gitu juga kali Bambang!! Sial. Seberapa besar Deon telah menarik perhatian kedua orangtua Talitha? Berdecak pelan, Talitha akhirnya menyerah dan duduk di samping pria itu. Papa Talitha mulai berbicara kembali, "Jadi…udah berapa lama kamu kenal sama Ita, Deon? Papa nggak nyangka kalo Ita dapet pacar yang sempurna kayak kamu." Deon terkekeh. Pemandangan yang paling menawan dan mampu melelehkan seantero jagat. "Baru akhir-akhir ini, Pa, tapi Talitha sejak awal udah bisa narik perhatianku. Dia bisa ngebuat aku jadi langsung bergantung sama dia. Aku jadi ngerasa ada yang aneh kalau nggak sama dia." Waduh, Mak, hoeeek! Bergantung pada Talitha si cewek stress yang tak tahu malu ini? Talitha merinding, perutnya jadi mual sendiri. Apa-apaan yang sedang pria posesif itu katakan?! Wah, itu Deon kayaknya lagi kesurupan. Pasti karena kebanyakan akting drama romantis, nih, makanya dia jadi terbiasa mengucapkan kalimat-kalimat manis! Namun, mama Talitha justru terpesona. Mamanya dengan teganya malah terpesona oleh kalimat romantis Deon. Wanita paruh baya itu bahkan sampai menepuk pundak suaminya karena salah tingkah saat melihat sikap Deon. Deon benar-benar menarik hati. Papa Talitha lantas tertawa terbahak-bahak; ia tampak bahagia bukan main. Ia seolah baru saja menyaksikan sebuah kejadian yang seharusnya takkan terjadi dalam seribu tahun. Ya, ya, ya. Talitha tak menjomblo lagi itu adalah kabar gembira yang hanya datang satu milenium sekali. Ha. "Jadi, gimana ceritanya kamu bisa datang ke Indonesia, Deon?" tanya Papa Talitha lagi. Kini Deon mulai memeluk pinggang Talitha dengan posesif. Membuat Talitha lantas mengernyitkan dahinya. Akan tetapi, hal itu membuat mama Talitha jadi senang bukan main. Sementara itu, Gavin sedari tadi hanya melongo. Buset dah, ini dia lagi menyaksikan apa, sih, sebenarnya?! Selain itu, ada hal buruk lagi. Dia dilangkahi oleh adiknya, coy. Talitha memang benar-benar kurang ajar. Deon tertawa renyah. Wajahnya tampak berseri-seri. "Um… Sejak kecil aku udah jadi model di Taiwan, Pa. Terus waktu umur belasan sampai terakhir kali sebelum datang ke sini, aku sempet beberapa kali main drama," ujar Deon, dia terlihat agak canggung tatkala menceritakan hal itu. "Aku dipanggil ke Indonesia karena Papaku sakit. Papa minta aku buat nggantiin dia sebagai direktur utama Abraham Groups." Papa Talitha melebarkan matanya, ekspresi wajahnya mulai serius. "Papa kamu sakit?" "Iya, Pa. Papaku sakit jantung. Sekarang masih belum pulih total,” jawab Deon sembari tersenyum tipis. Baik Gavin, Talitha, maupun Mama dan Papa Talitha, semuanya kaget mendengar bahwa papa Deon ternyata menderita sakit jantung. "Kamu harus banyak bersabar, ya, Deon," ujar Mama Talitha. "Kami akan bantu kamu sebisa kami kalau kamu perlu bantuan. Semoga papa kamu cepet sembuh, ya, Sayang. Kami siap bantu kamu kapan pun." "Kami ada di sini, Deon. Kami udah nganggap kamu sebagai keluarga kami juga sekarang. Papa harap hubungan kamu sama Ita baik-baik aja sampai kalian ke pelaminan," ujar Papa Talitha. Gavin mengangguk. Mata Talitha kontan membeliak. "Papa apa-apaan, sih?!! Deon ini baru dateng ke sini, lho, Pa, dan hubungan kami juga belum lama! Pelaminan apa—" "Iya, Pa. Pasti. Aku bakal jaga Talitha sampai kapan pun. Aku bisa mastiin kalau Talitha adalah calon istriku karena aku punya rencana untuk ngelamar dia dalam waktu dekat." Talitha kontan menganga. Mama Talitha, Papa Talitha, dan Gavin juga langsung menganga. "Kamu setuju, ‘kan, Sayang?" bisik Deon dengan lirih di telinga Talitha; pria itu tersenyum seraya membelai kepala Talitha. HAH? APA-APAAN INI?!! []
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta