Bab 26 Pertemuan dengan Kak Alfa (a)

Bab 25 : Pertemuan dengan Kak Alfa (a) ****** "KAK Alfa?" panggil Talitha dengan mata melebar. Gadis itu merasa kaget dan heran. Wah, kok mereka bisa kebetulan bertemu begini? Lagi pula, mengapa Alfa selalu menghubunginya atau mencoba berinteraksi dengannya saat ia sedang bersama Deon? Aaaah, mati. Ia ingat juga kalau Deon sedang ada di sini sekarang. "Siapa kamu?" tanya Deon langsung kepada Alfa. Jantung Talitha serasa baru saja dipukul dengan benda tumpul. Talitha menganga, lalu dengan perlahan... gadis itu menoleh kepada Deon. Benar saja, mata Deon menggelap dan menyipit tajam. Dengan langkahnya yang terlihat perlahan dan menakutkan itu, dia mendekati sosok Alfa. Talitha semakin menganga. Ia langsung berusaha untuk menghentikan Deon, "De—" "Kamu Alfa itu? Suara kamu dengan suara Alfa yang di telepon itu sama. Kamu Alfa itu?" tanya Deon dengan angkuh. Talitha berdecak dan langsung menarik tangan Deon, tetapi Deon mengempaskan tangan Talitha begitu saja. "Oi, Deon, udah! Berhenti, Deon! Kak Alfa itu nggak—" "Apa kalian emang sering ketemu di sini?" tanya Deon, matanya mulai menatap Talitha tajam. "Oh...atau dari tadi kamu emang ada rencana untuk ketemu dia? Makanya, kamu malah ke sini dan bukannya nunggu aku di depan kampus kamu?" Mata Talitha memelotot. Gadis itu langsung menyatukan alisnya; ia marah bukan kepalang. "Eh, asal tebak aja kamu, ya! Aku ke sini sendiri dan nggak ada janji sama sekali dengan Kak Alfa. Aku baru liat dia, begitu juga dia. Jangan asal ngomong kamu!" teriak Talitha. Gadis itu mulai mendekati Deon lagi, bermaksud untuk menarik tangan Deon sebelum Deon mengamuk lagi dan membuat orang-orang mengerumuni mereka. Namun, Deon mengangkat tangannya; ia mengisyaratkan dengan tegas bahwa itu tak perlu. Talitha kontan menganga. Deon melihat ke arah Alfa lagi. "Siapa kamu sebenarnya dan apa hubungan kamu sama Talitha," tanya Deon sembari menatap Alfa tajam. Alfa mengernyitkan dahinya. Seiring dengan tatapan mata Deon yang semakin tajam, Alfa akhirnya membuka mulut. "Aku seniornya Ita, tapi kami beda fakultas. Kami cuma temenan selama ini." Alis Deon terangkat sebelah. "Oh? Kamu pikir aku percaya? Nyatanya, kamu selalu ngehubungi Talitha dan ngganggu dia,” ujar Deon sinis. Talitha menggeleng saat mendengar ucapan Deon; gadis itu mengepalkan tangannya. "Oi, Deon! Kak Alfa itu nggak pernah—" "DIAM KAMU!!!" teriak Deon pada Talitha dengan penuh amarah. "Mulai dari sini, ini urusan aku. Ternyata kamu emang sulit buat dipercaya." Mata Talitha membeliak. Ia mulai ingin membuka mulut setelah semua keberanian itu muncul, tetapi suara Alfa menghentikannya. "Maaf," ujar Alfa dengan penuh wibawa. "aku pikir seorang calon suami nggak bakal sejahat ini ke calon istrinya. Seprotektif apa pun kamu, kalau kalian memang udah punya hubungan yang serius, seharusnya kamu tetap hormati perasaan calon istri kamu. Bagiku, kamu udah kasar ke Ita.” Deon melangkah lagi, semakin mendekati Alfa. Tiap ketukan langkahnya terasa bagaikan detik kematian bagi Talitha. Deon lantas berkata dengan sinis, "Aku nggak minta pendapat kamu. Sadar diri, semua ini terjadi karena kamu udah nyoba ngusik milikku." Mata Alfa jadi menyipit. Milik? "Aku nggak ngizinin kamu buat ngeliat, negur, apalagi teleponan dan semacamnya," lanjut Deon. Pria itu kini menarik kerah kemeja Alfa; ia memelototi Alfa dengan keji. "Sialan." Alfa mengernyitkan dahinya dan mencoba untuk melepaskan cengkeraman Deon dengan sekuat tenaga. Banyak orang yang memperhatikan mereka dan mereka semua mulai panik. Talitha dengan cepat menarik tangan Deon agar pria itu melepaskan cengkeraman mautnya dari Alfa. Gadis itu panik dan langsung meneriakkan nama Deon berkali-kali agar Deon menyudahinya saja. Setelah cengkeraman Deon terlepas, Talitha langsung menarik tangan Deon dan mengajak pria itu masuk ke mobilnya. Talitha berusaha untuk membuka pintu mobil itu sendiri sembari menarik Deon yang tubuhnya serasa mengeras karena dipenuhi dengan amarah. Pria itu benar-benar ingin meninju wajah Alfa. Talitha memasukkan Deon di jok pengemudi dan gadis itu akhirnya memutari mobil untuk pergi ke sisi mobil yang satunya. Sebelum masuk ke mobil, ia menyempatkan diri untuk menatap Alfa dan Alfa balas menatapnya. Ia lantas cengengesan dan menggaruk tengkuknya. "Ehehe—maaf, ya, Kak. Maaf bangeeett. Dia orangnya emang gitu. Ita duluan, ya, Kak." Alfa melihat sosok Deon di dalam mobil itu yang sedang menatapnya tajam. Meski sulit, Alfa tetap memaksakan senyum simpulnya pada Talitha ketika matanya kembali menatap gadis itu. "Iya, nggak apa-apa. Kamu hati-hati, ya, Ta," pesan Alfa. Talitha hanya tersenyum dan mengangguk. Gadis itu pun masuk ke mobil dan mendapati Deon yang sedang mengacak rambutnya frustrasi. "Aduh, Deon, kamu nih kenapa, sih? Ngapain coba ribut-ribut di tempat umum?!! Bisa nggak sifat posesif kelewatan kamu itu ditahan dikit?! Apa perlu kujotos dulu biar sifat posesifnya lenyap gitu? Emang stress nih anak euy..." cerocos Talitha. Deon mengepalkan tangannya dan mengeraskan rahang. Pria itu menatap Talitha dengan tajam. "Kalo kamu nggak ngasih dia kesempatan, dia nggak bakal terus-terusan deketin kamu. Kamu itu kelewatan, Talitha." Talitha menyatukan alis, "Ha? Aku? Eh, denger ya, aku sama Kak Alfa itu cuma temenan. Mungkin emang temen deket, tapi kami nggak pernah sejauh apa yang kamu pikirin! Aku jadi malu sama dia tau nggak! Ngasih kesempatan? Wuih, kayak kami udah pacaran on-off aja. Kamu, tuh, yang berlebihan! Dasar gila kamu," ujar Talitha kesal. Dilihatnya tatapan mata Deon tetap tajam ketika pria itu mulai menghidupkan mesin mobil dan keluar dari area Sean Café. Gigi Deon bergemeletuk dan darahnya serasa mendidih. Dia marah sekali. Kalimat-kalimat Alfa tadi terngiang-ngiang di telinganya hingga membuatnya merapal kata sialan berkali-kali. Ketika semua emosi itu terasa memenuhi kepalanya, pria itu pun memukul roda kemudinya dengan kuat. Hal itu sukses membuat Talitha terperanjat; mata gadis itu membulat karena terkejut. Mata Deon menggelap. Ia mengerem mobilnya dan mobil itu kontan terhenti. Jantung Talitha serasa jatuh dari tempatnya dan dia tahu kepalanya akan terbentur jika dia tidak memakai sabuk pengaman. Ia langsung menatap Deon dan menemukan mata Deon yang sedang menatapnya dengan penuh intimidasi. Deon mendekatinya, lalu pria itu itu mencengkeram dagunya dengan kencang. Talitha mengerang kesakitan. "Jangan. Coba-coba. Ngelakuin apa pun sama dia. Aku bakal selidiki dia. Aku nggak akan segan-segan ngelakuin apa aja supaya kalian berdua menderita kalo kamu nggak ngikutin kata-kata aku. Ingat itu, Talitha. Kamu itu milikku dan bakal selalu jadi milikku!!" Talitha menganga. "Aku bener-bener nunggu kapan permainan kamu ini berakhir, Deon," ujar Talitha dengan kesal, lalu gadis itu mengalihkan pandangannya. Ia tak ingin melihat wajah Deon untuk sementara waktu. []
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta